Contact us

GeScripter.Blog@gmail.com

Learning Internet of Things

Senin, 06 Januari 2020

Sensor PIR (Passive Infra-Red) untuk Deteksi Gerakan Manusia



Pengertian Sensor PIR
PIR adalah kepanjangan dari Passive Infra Red yang dimana menurut Wikipedia pada halaman Passive Infrared Sensor - Wikipedia berbahasa Inggris 
A passive infrared sensor (PIR sensor) is an electronic sensor that measures infrared (IR) light radiating from objects in its field of view. They are most often used in PIR-based motion detectors. PIR sensors are commonly used in security alarms and automatic lighting applications. PIR sensors detect general movement, but do not give information on who or what moved. For that purpose, an active IR sensor is required.
PIR sensors are commonly called simply "PIR", or sometimes "PID", for "passive infrared detector". The term passive refers to the fact that PIR devices do not radiate energy for detection purposes. They work entirely by detecting infrared radiation (radiant heat) emitted by or reflected from objects

Jika kita artikan ke dalam bahasa Indonesia
Sensor inframerah pasif (sensor PIR) adalah sensor elektronik yang mengukur cahaya inframerah (IR) yang terpancar dari objek di bidang pandangnya. Mereka paling sering digunakan dalam detektor gerakan berbasis PIR. Sensor PIR biasanya digunakan dalam alarm keamanan dan aplikasi pencahayaan otomatis. Sensor PIR mendeteksi pergerakan umum, tetapi tidak memberikan informasi tentang siapa atau apa yang bergerak. Untuk tujuan itu, diperlukan sensor IR aktif.
Sensor PIR biasanya disebut "PIR", atau kadang-kadang "PID", untuk "detektor inframerah pasif". Istilah pasif mengacu pada fakta bahwa perangkat PIR tidak memancarkan energi untuk tujuan deteksi. Mereka bekerja sepenuhnya dengan mendeteksi radiasi inframerah (panas radiasi) yang dipancarkan atau dipantulkan dari objek.

Sederhananya dapat kita buat sebuah pengertian bahwa Sensor PIR (Passive Infrared) adalah Sensor yang dapat mengukur radiasi Inframerah (IR) yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda yang berada pada jarak pandang sensor. Radiasi Inframerah dipancarkan oleh semua benda yang memiliki panas contohnya manusia, hewan, dan benda lain yang dapat menghasilkan panas. Sensor PIR bisa mendeteksi contoh diatas tetapi tidak bisa mendefinisikan "Apa yang dideteksi" dan "Siapa yang terdeteksi". Intinya Sensor PIR hanya mendeteksi radiasi Inframerah (Panas Radiasi) dan sensitif dengan perubahan posisi sumber radiasi atau panas tersebut, sehingga sensor ini juga disebut dengan Sensor Gerak.

Bentuk Sensor
Sensor PIR yang akan banyak kita temui ketika kita ke toko elektronika berbentuk seperti pada gambar berikut ini.

Bagian-bagian Sensor
 

Fresnel Lens
Berfungsi sebagai pemperluas jangkauan sensor terhada suatu ruang. Adanya Fresnel Lens tersebut membantu sensor untuk mendeteksi radiasi panas dengan sudut deteksi hampir mencapai 100 derajat. Sehingga untuk dapat mendeteksi radiasi panas dari suatu objek, objek tersebut tidak harus berada di depan sensor. Meskipun objek berada disamping, sensor akan tetap dapat mendeteksinya karena adanya Fresnel Lens tersebut.

Pin VCC, Ground, dan Output
Semua sensor pastinya memiliki pin yang digunakan untuk mengirim data ke sistem dan 2 pin sebagai VCC dan Ground. Pin yang biasanya digunakan untuk mengirim data ke sistem disebut pin Output. Pin Output pada sensor PIR seperi gambar diatas berada ditengah antara pin VCC dan Ground.

3x Pin Mode Switch
Jika kalian perhatikan kembali pada sensor akan ada 3 pin header lagi yang memiliki jumper jang menghubungkan salah satu dengan pin ditengah. Pin ini dinamakan pin Mode Switch. Sesuai dengan namanya, pin ini berfungsi untuk memilih atau mengubah mode sensor. Mode sensor yang dapat dipilih adalah Continously Detection dan Repeat Detection. Nanti kita akan bahas apa perbedaan dari keduanya pada Prinsip Kerja.

Trimpot Sensing Range
Trimpot ini berada disebelah kapasitor setelah Mode Switch. Fungsi timpot ini adalah untuk mengatur seberapa jauh jarak pendeteksian objek. Tidak diketahui pasti berapa jarak maksimum yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga untuk menentukan jarak pendeteksian hanya bisa dilakukan dengan cara Trial and Error.

Trimpot Delay Time
Trimpot ini berada disebelah Trimpot Sensing Range. Fungsi trimpot ini adalah untuk mengatur lama waktu delay sensor dari keadaan "Terdeteksi" ke "Tidak Terdeteksi". Lama waktu yang dapat diatur menggunakan trimpot ini yaitu antara 3 sampai 200 detik.

Prinsip Kerja
Sensor PIR dalam bentuk modul memiliki cara kerja yang sederhana. Sensor bekerja dengan cara menangkap pancaran sinar inframerah yang berasal dari benda atau mahkluk hidup yang dapat mengahasilkan suhu panas. Sinar inframerah tersebut diterima oleh sensor Pyroelektrik melalui lensa Fresnel. Sinar inframerah memiliki energi panas yang membuat sensor Pyroelektrik dapat menghasilkan arus listrik. Adanya arus tersebutlah yang menimbulkan adanya tegangan. Di dalam rangkaian sensor PIR terdapat komparator yang berfungsi membandingkan sinyal yang terdeteksi dengan tegangan referensi yang diberikan pada sensor.
Sensor PIR hanya menghasilkan keluaran logika 0 (Low) dan 1 (High). Sensor akan memberi keluaran 0 (Low) jika tidak ada gerakan atau sinar inframerah yang terdeteksi. Jika terdetaksi adanya gerakan atau sinar inframerah maka sensor akan memiliki keluaran 1 (High).
Sensor PIR memiliki 2 mode yaitu Continously Detection dan Repeat Detection. Masing-masing mode tersebut memiliki cara kerja berbeda pada siklus deteksinya.

Continously Detection : Mode ini akan terus mengaktifkan sensor dan mereset waktu delay jika gerakan terdeteksi. Sehingga selama ada gerakan yang terdeteksi maka sensor akan terus memiliki keluaran 1 (High) hingga 5 detik (tergantung delay yang ditentukan) setelah tidak adalagi gerakan yang dideteksi. Setelah waktu delay terlewati maka sensor akan memberikan keluaran 0 (Low).

Repeat Detection : Pada mode ini sensor akan terus memberikan keluaran 1 (High) selama 5 detik (tergantung delay yang ditentukan). Waktu delay tidak akan reset walaupun ada gerakan terdeteksi. Kemudian akan memberikan keluaran 0 (Low) sesaat ketika waktu delay terlewati walaupun tetap ada gerakan terdeteksi. Proses itu akan terus berulang.

Sekian artikel kali ini semoga bermanfaat. Cara penggunaan sensor PIR ini pada Arduino akan kita bahas pada lain kesempatan. Terima kasih telah berkunjung.


Jumat, 27 Desember 2019

Cara Menggunakan Sensor Ultrasonic HC-SR04 dengan Arduino


Sensor Ultrasonic HC-SR04 adalah sensor yang digunakan untuk mengukur jarak suatu benda atau permukaan padat dengan sensor melalui pantulan suara Ultrasonic yang dipancarkan oleh sensor dan menangkap kembali pantulan suara tersebut. Gelombang suara Ultrasonic adalah gelombang suara yang memiliki frekuensi tinggi yaitu sekitar diatas 20 kHz. Gelombang suara dengan frekuensi tinggi tersebut tidak akan bisa manusia dengarkan karena telinga manusia normal hanya dapat mendengar gelombang suara dalam frekuensi berkisar 20 Hz sampai 20 kHz. Suara diatas 20 kHz hanya bisa didengar oleh hewan tertentu seperti kelelawar, lumba-lumba, dan sejenisnya yang berkomunikasi melalui suara ultrasonic. Gelombang suara Ultrasonic dapat dipantulkan melalui benda padat atau cair. Namun juga mudah diredam atau diserap oleh benda dengan bahan tertentu seperti busa dan tekstil.

Cara kerja Sensor Ultrasonic
Sensor Ultrasonik memiliki dua komponen bernama piezoelektrik dengan fungsi sebagai Transmiter dan Receiver. Berikut adalah urutan cara kerja kedua komponen tersebut.
  1. Piezoelektrik Transmiter berfungsi untuk membangkitkan gelombang ultrasonic dengan frekuensi tertentu. Besar frekuensi tersebut sesuai dengan osilator yang terpasang pada sensor tetapi pada umumnya besar frekuensi berkisar 40 kHz.
  2. Gelombang Ultrasonic yang dibangkitkan atau dipancarkan oleh Piezoelektrik Transmiter tersebut akan melaju hingga bertemu dengan benda padat yang kemudian akan memantul kembali ke arah sensor
  3. Piezoelektrik Receiver akan menerima pantulan gelombang Ultrasonic. Disini akan didapatkan selisih waktu antara waktu pengiriman dan waktu penerimaan gelombang pantul yang dapat digunakan untuk menghitung jarak benda.
Spesifikasi
  • Tegangan Kerja DC 5 Volt
  • Arus Kerja 15mA
  • Frekuensi 40kHz
  • Jarak Maksimal 4 m
  • Jarak Minimal 2 cm
  • Sudut Sensor 15 derajat
Perhitungan
Frekuensi dengan besar gelombang 40kHz memiliki kecepatan berkisar 340 m/s. Berdasarkan spesifikasi tersebut didapatkan rumus perhitungan jarak menggunakan data yang telah didapatkan adalah sebagai berikut.


Keterangan :
S = Jarak
t = Selisih waktu gelombang dikirimkan dan waktu gelombang pantul diterima


Semua hal diatas adalah hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu sebelum dapat menggunakan Sensor ini dengan perhitungan yang tepat sehingga mengurangi selisih error jarak perhitungan dengan jarak sebenarnya. Sekarang waktunya kita mencoba menerapkan apa yang telah kita pelajari diatas pada alat yang sebenarnya. Persiapkan alat dan bahan berikut dan ikuti langkah selanjutnya.

Alat dan Bahan
  • PC atau Laptop dengan Arduino IDE
  • Arduino Uno
  • Modul Sensor Ultrasonic HC-SR04
  • Kabel Jumper
Rangkaian
Sketch Program (Unduh)


Hasil Pembacaan (Serial Monitor)

Rangkaian dan Program diatas bisa disesuaikan kembali dengan rancangan milik kalian sendiri. Tidak hanya bisa ditampilkan pada Serial Monitor tapi juga bisa menggunakan antarmuka LCD. Sehingga tidak harus menyalakan PC atau Laptop hanya untuk melihat hasil perhitungan. Sekian artikel kali ini semoga bermanfaat dan terima kasih telah berkunjung.





Keyword :
Pengertian sensor Ultrasonic
Cara kerja sensor Ultrasonic HC-SR04
Spesifikasi Sensor Ultrasonic HC-SR04
Perhitungan jarak matematis menggunakan Sensor Ultrasonic HC-SR04
Contoh rangkaian Sensor Ultrasonic HC-SR04 dengan Arduino
Contoh program Arduino untuk Sensor Ultrasonic HC-SR04 tanpa menggunakan Library
Cara membaca jarak menggunakan Sensor Ultrasonic HC-SR04

Jumat, 20 Desember 2019

Rangkaian Modul Relay tanpa Optocoupler


Sebelumnya kita telah belajar tentang bagaimana mengontrol modul Relay tinggal pakai dengan Arduino UNO yang bisa kita temukan dengan mudah ditoko komponen elektronika. Modul Relay sebenarnya memiliki rangkaian yang bisa dibilang lumayan sederhana hanya seperti rangkaian ON dan OFF saja. Modul Relay yang banyak dijual ditoko menggunakan rangkaian yang memiliki komponen bernama Optocoupler yaitu bisa dibilang pemisah aliran listrik. Tujuan pemasangan komponen Optocoupler ini bisa kalian lihat pada artikel sebelumnya tentang rangkaian pengaman. Kali ini kita akan membahas tentang rangkaian dasar modul relay tanpa menggunakan Optocoupler sebagai dasar nantinya sebelum kita belajar tentang modul relay yang telah menggunakan Optocoupler.

Komponen
  1. Relay 5V 5pin
  2. Transistor BC547
  3. Dioda 1N4004
  4. Resistor 330k
  5. Terminal Screw 3pin
  6. Pin Header 3pin
Rangkaian


Penjelasan
Rangkaian diatas adalah contoh rangkaian dasar untuk membuat modul relay yang dapat dioperasikan menggunakan mikrokontroler. Pertama kita akan belajar fungsi masing pin terlebih dahulu.
  1. Pada Pin Header (JP3).
    Pin 1 berfungsi sebagai VCC sebesar +5V yang terhubung ke mikrokontroler
    Pin 2 berfungsi sebagai Trigger yang akan digunakan untuk mematikan atau menyalakan Relay melalui Mikrokontroler
    Pin 3 berfungsi sebagai GND yang terhubung ke mikrokontroler
  2. Pada Terminal Screw 3pin (X1)
    Pin X1-1 berfungsi sebagai Normally Closed (NC) Relay
    Pin X1-2 berfungsi sebagai Ground Relay
    Pin X1-3 berfungsi sebagai Normally Open (NO) Relay
Selanjutnya adalah urutan bagaimana arus listri mengalir pada rangkaian sehingga rangkaian tersebut bisa bekerja sebagaimana mestinya. Modul relay hanya memiliki 2 keadaan yaitu ON dan OFF saja. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh Trigger yang diberikan oleh Mikrokontroler.

Keadaan OFF
Pin Trigger menerima tegangan dari mikrokontroler sebesar 0V (Low) ini akan membuat transistor tidak akan meneruskan arus listrik dari pin Collector ke Ground (GND) melalui kaki Emitor. Sehingga Kontaktor didalam Relay tidak akan aktif karena tidak ada arus listrik yang mengalir.

Keadaan ON
Pin Trigger menerima tegangan dari mikrokontroler sebesar +5V (High) ini akan membuat transistor aktif dan arus listrik dari pin Collector diteruskan ke Ground (GND) melalui kaki Emitor. Sehingga Kontaktor di dalam relay akan dilewati arus listrik dan membuat medan magnet yang menarik Coil di dalam relay.

Begitulah bagaiamana cara rangkaian modul relay bekerja. Rangkaian diatas sudah saya tes menggunakan komponen yang sebenarnya dan hasilnya sesuai apa yang diharapkan. Kalian yang ingin membuat modul relay sendiri bisa gunakan skema rangkaian diatas dengan catatan rangkaian ini tidak cocok digunakan untuk mengontrol listrik tegangan tinggi terutama AC 220V karena tidak memiliki rangkaian pengaman Optocoupler. Rangkaian Modul Relay yang menggunakan rangkaian pengaman Optocoupler akan kita bahas dilain waktu. Terpenting harus mengerti terlebih dahulu bagaimana rangkaian dasar relay dapat bekerja. Rangkaian modul relay yang siap cetak untuk membuat PCB bisa kalian untuk pada link dibawah ini

Schematic : Saklar Elektrik.sch
PCB : Saklar Elektrik.pdf

Untuk membuka file Skematik diatas gunakan Software Autodesk EAGLE terbaru. Sekian artikel kali ini semoga bermanfaat. Terima kasih telah berkunjung.



Keyoword :
Cara membuat Modul Relay menggunakan Transistor
Contoh rangkaian relay untuk mikrokontroler
Rangkaian Dasar Modul Relay untuk mikrokontroler
PCB modul Relay untuk Mikrokontroler
Skema rangkaian modul Relay

Sabtu, 14 Desember 2019

Cara Membuat Blynk Local Server Mudah di Windows


Beberapa waktu sebelumnya saya pernah membagikan Blynk Local Server untuk kepentingan belajar disalah satu grup Facebook yang membahas tentang Arduino dan perangkat lain yang digunakan sebagai perangkat untuk menjalankan Internet of Things. Antusiasme pada postingan tersebut sangat tinggi, ini diluar ekspetasi saya user yang menggunakan Local Server tersebut lebih dari 100 pengguna.

Beberapa waktu setelahnya ada seorang pengguna yang bertanya pada kolom komentar tentang bagaimana membuat Local Server sendiri seperti apa yang saya bagikan. Menanggapi pertanyaan tersebut maka saya buatlah artikel ini untuk merespon inti dari pertanyaan tersebut.

Blynk Local Server yang saya bagikan menggunakan Virtual Server atau yang biasa disebut VPS (Virtual Private Server). VPS sendiri pada umumnya bukanlah hal yang bisa didapatkan secara gratis atau cuma-cuma. Biasanya penyedia VPS memasang tarif perbulan untuk setiap server yang dipesan oleh Pembeli. Berhubung saya memiliki rezeki mendapatkan server tersebut dengan cuma-cuma (tidak sepenuhnya gratis) terpikirlah untuk menginstall dan menjalankan Blynk Local Server di VPS tersebut. Awalnya saya hanya menggunakan Local Server itu hanya untuk pribadi tetapi saya merasa jika hanya saya sendiri yang pakai kok terasa mubazir sekali. Akhirnya saya bagikan ke salah satu Grup Facebook yang lumayan banyak anggota dan aktif.

Disini saya akan bagaimana cara membuat Blynk Local Server sendiri tetapi hanya sebatas lingkup jaringan wifi saja karena untuk membuat Local Server di server public membutuhkan biaya dan pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan Local Server jangkauan Wifi.

Saya telah membuat sebuah Installer yang berisikan file Blynk Local Server sehingga untuk menjalankannya, pengguna hanya perlu menginstall dan membukanya melalui Shortcut di desktop. Ikuti petunjuk berikut ini untuk menggunakan Blynk Local Server

Siapkan
  1. Blynk Local Server Installer (Unduh)
  2. Java SE Development Kit (Unduh)
Langkah-langkah
  1. Download Blynk Local Server Installer
  2. Download Java SE Development Kit 32Bit atau 64Bit sesuaikan Windows yang kalian pakai
  3. Install Java SE Development Kit dengan pengaturan default
  4. Install Blynk Local Server Installer hingga selesai
  5. Ketika Installer tertutup maka akan terbuka jendela Notepad yang berisi rincian server (Baca baik-baik sebelum ditutup)
  6. Buka shortcut Blynk Server di desktop kalian maka akan keluar jendela yang mengharuskan kalian memasukkan password. Passwordnya yaitu gescripter.blogspot.com 
  7. Setelah memasukan password yang benar maka akan terbuka jendela Website GeScripter dan jendela CMD
  8. Silahkan buka jendela CMD dan tunggu proses mempersiapkan server selesai
  9. Jika server telah berhasil berjalan maka CMD akan mengerluarkan beberapa info seperti pada gambar berikut
     
  10. Jika CMD sudah menampilkan info seperti diatas maka server telah siap digunakan
Admin Panel
Admin Panel : https://IP_Address:9443/admin
Email : GeScripter.Blynk@gmail.com
Password : belajarblynk

Server Address
Host : IP_Address
Port SSL : 9443 (Port SSL bisa digunakan pada Aplikasi Blynk dan Program Hardware)
Port Non-SSL : 5555 (Port Non-SSL hanya bisa digunakan untuk Program Hardware)

Catatan
  1. Blynk Local Server ini hanya dapat digunakan jika hanya semua perangkat yang akan dihubungkan berada pada satu jaringan wifi yang sama dengan kata lain hanya bisa digunakan untuk perangkat Internet of Things yang menggunakan Wifi sebagai koneksinya
  2. Blynk Local Server ini sudah dites pada PC dengan Sistem Operasi Windows 10 64Bit dengan versi java 11.04
  3. Layanan email untuk keperluan reset password, permintaan token, dan lain-lain telah aktif secara default diaplikasi ini melalui email pengirim GeScripter.Blynk@gmail.com 
  4. Semua permasalahan yang terjadi ketika hendak menjalankan aplikasi ini bisa didiskusikan hanya melalui kolom komentar pada artikel ini. Mohon maaf, jika masih menghubungi secara pribadi terkait permasalahan aplikasi ini maka tidak direspon.
  5. Kalian dapat membagikan aplikasi ini secara bebas dan gratis tanpa perlu izin terlebih dahulu.
  6. Gunakan aplikasi ini secara bijaksana.
Sekian artikel kali ini, semoga aplikasi ini dapat membantu untuk kebutuhan belajar dan proyek yang sedang dijalankan. Terima kasih telah berkunjung.




Keyword :
Cara membuat local server untuk Blynk dengan PC pribadi
Cara menginstall Blynk Server pada Windows
Download Java Runtime Environment 11
How to run Blynk Local Server on Windows 10

Kamis, 12 Desember 2019

Kontrol Relay Menggunakan Arduino UNO


Pada artikel sebelumnya sudah ada beberapa proyek yang menggunakan Relay sebagai modul yang dikontrol oleh Arduino atau ESP8266 dalam bentuk sebuah proyek. Artikel kali ini akan coba semakin masuk ke dasar yaitu membahas khusus tentang bagaimana cara mengakses modul relay dengan Arduino UNO sehingga relay dapat berubah kondisi sesuai dengan yang kita inginkan. Oke mari kita mulai.

Siapkan
  1. PC atau Laptop (Yang bisa nyala)
  2. Kabel Data Arduino (Jangan kabel telpon)
  3. Arduino (Saya pakai UNO, terserah mau pakai tipe apa)
  4. Modul Relay (Jangan modul Sensor ntar gak cocok)
  5. Jumper secukupnya (Jangan rakus)
Skema Rangkaian
  1. Gunakan Jumper
  2. Hubungkan pin VCC pada Modul Relay ke pin 5V pada Arduino
  3. Hubungkan pin GND pada Modul Relay ke pin GND pada Arduino
  4. Hubungkan pin IN1 pada Modul Relay ke pin D3 pada Arduino
  5. Jangan sampai terbalik memasang pin VCC dan GND, cek kembali sampai benar yakin
  6. Jika dirasa rangkaian sudah benar, hubungkan Arduino ke PC menggunakan Kabel Data Arduino
Sketch Arduino IDE


Penjelasan Sketch
Menggunakan 2 variabel untuk mengolah data serial yang dikirimkan dari Laptop atau PC yaitu dataIn dan inChar.
  1. Variabel dataIn akan difungsikan untuk menyimpan karakter yang diterima satu per satu dan digabungkan menjadi 1 data utuh. 
  2. Variabel inChar akan difungsikan untuk menyimpan data sementara yang diterima satu per satu yang kemudian disatukan pada variabel dataIn.
Pada bagian void setup() terdapat 2 perintah yaitu Serial.begin(9600) dan pinMode(3, OUTPUT) maksud masing-masing perintah tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Serial.begin(9600) adalah perintah untuk memulai komunikasi serial antara Arduino dengan Laptop atau PC dengan baudrate sebesar 9600.
  2. pinMode(3, OUTPUT) adalah untuk menentukan mode pin bahwa pin D3 akan digunakan sebagai pin Output.
Pada bagian void loop() ada banyak sekali baris perintah tetapi yang harus dipahami hanya ada 2 bagian yaitu logika if dan masing-masing perintah jika logika terpenuhi.
  1. if(dataIn=="0") memiliki arti jika dataIn memiliki data karakter sama dengan 0 maka perintah digitalWrite(3, LOW) akan jalankan untuk mematikan pin D3 sehingga relay akan mati.
  2. if(dataIn=="1") memiliki arti jika dataIn memiliki data karakter sama dengan 1 maka perintah digitalWrite(3, HIGH) akan jalankan untuk menyalakan pin D3 sehingga relay akan menyala.
Pada baris terakhir ada perintah dataIn="" yang berfungsi untuk mereset variabel dataIn setelah data tersebut digunakan.

Sekian terimakasih telah berkunjung. Semoga artikel ini bermanfaat.





Keyword :
Cara mengakses modul Relay dengan Arduino
Cara menggunakan komunikasi serial pada Arduino dan PC
Cara membaca data serial yang dikirimkan dari PC pada Arduino
Cara menggunakan logika if pada Arduino
Cara memprogram modul Relay pada Arduino


Hay, jika kamu terbantu dengan materi dan tutorial dari kami, yuk Follow kami - https://twitter.com/gegeembrie
Subcribe Newsletter